Sunday, January 9, 2011

Jenis Cacing

Blog ini
 
 
 

Sabtu, 11 September 2010

TERNAK CACING DI LIPUTAN 6 SCTV

cacing merah
Liputan6.com, Bandung: Tak banyak terdengar masyarakat yang membudidayakan cacing tanah merah (Lumbricus rubellus). Ternyata, hewan tak bertulang belakang ini bisa jadi komoditas yang menguntungkan. Tengok saja bisnis yang dilakoni Komarudin Sabarudin. Pria asal Bandung, Jawa Barat, ini jeli menangkap peluang usaha hingga mampu mengekspor cacing tanah merah ke mancanegara.
Pada mulanya, bukan cuma Komarudin yang membudidayakan cacing tanah merah di Desa Pangalengan, Kabupaten Bandung. Namun, rekan-rekan Komarudin yang turut membiakkan cacing menyerah dan berhenti. Sedangkan Komarudin terus berjuang mengembangbiakkan cacing tanah merah hingga akhirnya menghasilkan laba. “Saya lihat bahwa dari cacing tanah itu banyak sekali yang dihasilkan,” ungkap Komarudin di Bandung, baru-baru ini.
Kandungan protein yang tinggi membuat cacing tanah cocok untuk menggemburkan tanah. Selain itu, cacing juga dapat dijadikan bahan pembuatan obat, kosmetik, pelet ikan, dan lain sebagainya. Selama 12 tahun perjalanan usahanya, Komarudin juga mencoba mengembangbiakkan cacing jenis lain seperti tiger, cacing belang, cacing biru, dan cacing Afrika.
Untuk memulai budidaya cacing tanah, Komarudin menjelaskan, yang diperlukan adalah bibit cacing. Kemudian, sediakan media tumbuh yang cocok dan makanan yang berlimpah. Bentuk media tempat hidup cacing adalah kotoran sapi yang didiamkan selama dua pekan. “Untuk makanannya dari kotoran sapi yang baru,” papar alumnus Fakultas Teknik Universitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung, ini.
Pembibitan cacing tanah merah dimulai dari memasukkan induk cacing ke dalam media. Setelah dua pekan, induk cacing akan bertelur. Lantas, pisahkan induk cacing dari telur-telurnya. “Si telur ini kita kasih makan hingga bisa menetas dan dewasa,” ucap Komarudin. Setelah mencapai usia dewasa, cacing tanah merah lokal bisa dijual seharga Rp 50 ribu per kilogram.
Keberhasilan usaha yang dirintis Komarudin mengundang minat pegawai pertanian asal Malaysia bernama, Wan Safawi bin Wan Sulong. Wan Safawi yakin masa depan budi daya cacing tanah merah juga cerah bila diterapkan di negerinya. “Saya nampak masa depan cacing ini di Malaysia sama dengan di Indonesia,” kata Wan Safawi.(ZAQ/LUC)

Selasa, 29 April 2008

MANFAAT UNSUR - UNSUR HARA

MANFAAT UNSUR-UNSUR HARA BUAT TANAMAN

1. NITROGEN ( N )
MANFAAT : Memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif, Berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain.
GEJALA TUMBUHAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Pertumbuhan tanaman lambat. Mula-mula daun menguning dan mengering, lalu rontok. Daum yg menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.

2. FOSFOR ( P )
MANFAAT : Membentu pertumbuhan protein dan miniral yg sangat tinggi bagi tanaman. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Mempercepat membungaan dan pembuahan tanaman. Serta mempercepat pemasakan biji dan buah.
GEJALA TUMBUHAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan. Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.
3. POTASIUM ( K )
MANFAAT : Membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula. Membantu pengankutan gula dari daun ke buah. Memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Daun mengkerut atau keriting, timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan kar lambat. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan lama.
4. KALSIUM ( Ca )
MANFAAT : Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Membantu keberhasilan penyerbukan. Membantu pemecahan sel. membanti aktivitas beberapa enzim pertumbuhan. Serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Tepi daun muda mengalami krorosil, lalu menjalar ke tulang daun. Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati. Terdapat bintik hitam pada serat daun. Akar pendek. Buah pecah dan bermutu rendah.
5. MAGNESIUM ( Mg )
MANFAAT : Membantu pembentukan klorofil, asama amino, vitamin, lemak dan gula. Berperan dalam transportsi fosfat dalam tanaman.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Daun tua mengalami krorosis, menguning dan bercak kecoklatan, hingga akhirnya rontok. Pada tanaman yg menghasilkan biji akan menghasilkan biji yg lemah.
6. BELERANG ( S )
MANFAAT : Membantu pembentukan asam amino, protein dan vitamin. Membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Daun muda berwarna hijau muda, mengilap, tapi agak pucat keputihan, lalu berubah jadi kuning dan hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.
7. BORON ( Bo )
MANFAAT : Membawa kabohidrat keseluruh jaringan tanaman. Mempercepat penyerapan unsur kalium. Merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan. Meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul tunas amping tapi tidak lama kemudian akan mati. Daun mengalami klorosis dimulai dari bagian bawah daun lalu mengering. Daun yg baru muncul kerdil dan akhirnya mati. Daun tuanya berbentuk kecil, tebal dan rapuh. Pertumbuhan batang lambat dengan ruas-ruas cabang yg pendek.
8. TEMBAGA ( Cu )
MANFAAT : Membantu pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :Daun muda berwarna kuning layu dan tidak berkembang. pertumbuhan dan kesuuran tanaman terhambat secara keseluruhan.
9. KLOR ( CI )
MANFAAT : Berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Tanaman gampang layu, daun pucat ,keriput, dan sebagian mengering. Produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.
10. BESI ( Fe )
MANFAAT : Berperan pada proses-proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan, pembentukan klorofil dan fotosintesis.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Daun muda berawrna putih pucat lalu kekuningan, dan akhirnya rontok. Tanaman perlahan-lahan mati dimuali dari puncak.
11. MANGAN ( Mn )
MANFAAT : Membantu proses fotosintesis, dan berperan dalam pembentukan enzim-enzim tanaman.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau merah dan sering rontok. Pembentukan biji tidak sempurna.
12. MOLIBDENUM ( Mo )
MANFAAT : Fungsi sama seperti Cu, berperan sebaga pengikat nitrogen bebas udara untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminose.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk. Muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun, dan akhirnya mati. Pertumbuhan tanaman terhenti.
13. SENG ( Zn )
MANFAAT : Mmebantu pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat.
GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI : Daun berwarna kuning pucat atau kemerahan, muncul bercak-bercak putih di permukaan daun hingga akhirnya mengering, berlubang dan mati. Perkembangan akar tidak sempurna, sehingga pendek dan tidak subur.
( DARI BERBAGAI SUMBER )

Jumat, 22 Februari 2008

Lumbricus Rubellus

Diantara lebih dari 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para ilmuwan ada dua jenis cacing yang biasa kita pakai di dalam budidaya cacing dan proses pembuatan pupuk organik, yaitu jenis Caing Lumbricus Rubellus dan Eisenia Fetida (cacing Tiger/harimau)
Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic. Kedua jenis cacing ini sangat mudah untuk diternak ,selain itu perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain.
Limbah kotoran sapi sangat bagus untuk pertumbuhan berat badan dan perkembangbiakan cacing lumbricus Rubellus. Apa bila kita masukan 1 kg cacing lumbricus Rubellus pada satu kotak yang berisi media campuran 1 kg serbuk gergaji yang telah kita rendam dalam air dengan tujuan untuk menghilangkan getah dan bau, dengan 3 kg kotoran sapi yang sudah lama atau sudah menghitam. Lalu kita berikan pakan dari ampas tahu atau ampas aren, maka dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur.
Setelah terlihat telurnya matang atau terlihat kekuningan, kita pisahkan antara cacing induk dengan telornya, induknya kita simpan kemedia yang baru dan telor yang berada dimedia tadi kita biarkan selama kurang lebih dua minggu, maka telor tersebut akan menetas setelah menetas baru kita kasih pakan secara rutin, dalam waktu satu bulan kemudian atau paling lambat 6 minggu cacing tersebut telah jadi dewasa dan siap bertelur seperti induknya.
Sementara itu, Induknya yang sudah bertelur, setelah dua minggu kemudian dia akan bertelur lagi. Terus begitu, bila pakannya bagus induk cacing tersebut setiap dua atau tiga minggu sekali ia akan bertelur. Dalam dua bulan dia akan menghasilkan empat keturunan, bila kita punya induk sebanyak 100kg dalam dua bulan kita akan punya 800kg calon anak cacing, bahkan bisa saja lebih karena setiap satu butir telur cacing lumbricus rubellus berisi 4 ekor anak cacing.
Cacing tanah menyimpan banyak khasiat. Kenyataannya, banyak orang yang mengonsumsinya untuk menyembuhkan beberapa penyakit, tanpa efek samping.
Menurut para ahli cacing Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%).

Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonella thyp
Dari berbagai sumber para ahli dan pakar cacing mengatakan bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing tanah ini . Diantaranya untuk :
Sembuhkan Typus
Menurunkan kadar kolesterol
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menurunkan tekanan darah tinggi
Meningkatkan nafsu makan
Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag
Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC
Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik
Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes
Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi. (diolah dari beberapa sumber).


Jenis-Jenis Cacing

Jenis-jenis cacing untuk pakan burung



Cacing saat ini digunakan secara luas oleh para penghobi burung untuk pakan hewan kesayangan mereka. Sebagaimana kita ketahui, cacing adalah hewan tingkat rendah karena tak bertulang belakang (invertebrata). Dalam konteks burung, maka kita akan membahas cacing tanah dan kerabatnya yang biasa diberikan kepada burung. Nah cacing tanah sendiri termasuk kelas oligochaeta dengan famili terpenting dari kelas ini adalah Megascilicidae dan Lumbricidae. Oke, sebelum berbicara lebih jauh tentang manfaat cacing untuk burung, ada baiknya kita berbicara serba sedikit tentang cacing itu sendiri.
Jenis cacing yang paling banyak diternakkan saat ini berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Dan beberapa jenis yang populer antara lain adalah Pheretima, Perionyx dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan.
1. Lumbricus. Cacing ini berbentuk pipih dengan jumlah segmen sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Jenis ini sering kalah bersaing dengan jenis lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Namun bila diternakkan, besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.
2. Pheretima. Cacing ini bersegmen sampai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen ke 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.
3. Perionyx. Cacung ini berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Perionyx termasuk cacing agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius.
Cacing jenis Lumbricus rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak
Beberapa Manfaat Cacing
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
3. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
4. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau ayam.
Bahan pakan unggas yang berprotein tinggi dan berasal dari hewan biasanya cukup mahal. Cacing tanah merupakan salah satu jawaban di dalam mengatasi kelangkaan masalah protein hewani untuk unggas.
Kandungan protein cacing
Dari hasil penelitian menunjukkan cacing tanah mempunyai kandungan protein cukup tinggi, yaitu sekitar 72%, yang dapat dikategorikan sebagai protein murni. Kalau dibandingkan dengan jenis bahan makanan asal hewan lainnya, misalnya ikan teri yang biasanya dipakai dalam campuran ransum unggas, mempunyai kandungan protein protein kasar berkisar antara 58-67% dan bekicot dengan kandungan protein 60,90%, masih jauh lebih rendah dibanding dengan cacing tanah.
Apalagi kalau dibandingkan dengan sumber protein dari bahan tanaman, seperti bungkil kedele, bungkil kelapa dan lain-lain, rata-rata kandungan proteinnya jauh lebih rendah dibanding  cacing tanah. Demikian pula susunan asam amino yang sangat penting bagi unggas, seperti arginin, tryptophan dan tyrosin yang sangat kurang dalam bahan pakan yang lain, pada cacing tanah kandungannya cukup tinggi. Kandungan arginin cacing tanah berkisar 10,7% tryptophan, 4,4% tyrosin, 2,25%.
Oleh karena itu cacing tanah mempunyai potensi yang cukup baik untuk mengganti tepung ikan dalam ransum unggas dan dapat menghemat pemakaian bahan dari biji-bijian sampai 70%. Walaupun demikian, penggunaan cacing tanah dalam ransum unggas disarankan tidak lebih dari 20% total ransum.
Melihat kandungan protein pada cacing ini, maka cacing memang bagus untuk diberikan kepada burung. Burung apa saja, selama mau makan cacing, boleh saja diberi cacing.
Selama ini, burung yang sangat suka dengan cacing adalah anis kembang (AK) dan anis merah (AM). Namun demikian pada prakteknya, cacing juga sering diberikan untuk burung lain selama burung itu suka memakannya. Perlu digarisbawahi bahwa kesukaan burung pada cacing, termasuk masalah “kebiasaan” yang bisa dibentuk atau dilatih. Artinya, burung yang tidak doyan cacing, bisa dilatih sedikit demi sedikit agar mau cacing, terutama adalah burung-burung pemakan serangga dan/atau buah. Sedangkan burung pemakan biji, kebanyakan memang tidak suka cacing.

Sedangkan jenis cacing yang bisa diberikan kepada burung antara lain adalah:
1. Cacing Kristal atau cacing merah (lumbricus rabbelus)
Cacing kristal
Cacing ini biasa digunakan sebagai pakan ikan louhan, dan sering dijual dalam kantong plastik yang diberi media serbuk sagu dan tanah. Cacing kristal juga biasa digunakan sebagai umpan mancing dan kesukaan ikan-ikan bersisik seperti wader, tawes, lokas, jelawat, grass karp dan mujair. Ikan-ikan rawa juga senang dengan umpan ini di antaranya ikan sepat, betik, gurameh serta ikan oportunis yaitu ikan lele. Cacing ini dapat tumbuh sampai 10-15 cm dan berwarna merah-coklat gelap.
2. Cacing Bayam (eisenia sp)

Cacing bayam
Cacing ini biasa hidup di pematang-pematang swah atau juga di sayuran yang membusuk sehingga sering disebut cacing bayam. Dapat tumbuh sampai 40 cm panjangnya dan warnanya merah pucat. Selain disuka burung, cacing ini disuka oleh ikan gabus, betutu, jambal, baung dan lele. Karena cacing ini termasuk besar, maka untuk pemberiannya kepada burung perlu dipotong-potong dulu.
3. Cacing Tanah (lumbricus terestris)
Cacing tanah
Cacing ini di daerah jawa disebut cacing uker, karena biasanya akan melengkung atau mlungker (bahasa jawa) bila dipegang. Cacing ini mempunya segmen-segmen yang jelas, warna hitam gelap sampai abu-abu, hidup di tanah membuat liang mempunyai diameter batang tubuh yang paling besar diantara cacing lainnya dan karenanya juga perlu dipotong-potong dulu untuk diberikan kepada burung.
4. Cacing Fosfor (lumbricus sp)
Cacing fosfor atau cacing posphor
Cacing ini kalau dipencet akan mengeluarkan getah putih yang sangat lengket di tangan dan karena mengandung phospor, cairan ini akan terlihat menyala di malam hari. Ciri khas cacing ini adalah warna tubuhnya merah kecoklatan. Cacing ini termasuk lincah gerakannya sehingga kadang perlu dimatikan (dengan dipukul-pukulkan ke kayu) sebelum diberikan kepada burung. Cacing jenis banyak dibudidayakan untuk digunakan sebagai bahan baku obat. Cacing ini dapat berukuran sampai 30 cm. (Sumber:poultryindonesia.com, alfaqirbinmiskin.blogspot, dan beberapa sumber lainnya).
 
i
 
1 Votes
Quantcast